Saya adalah seorang anak yang dilahirkan oleh orang tua
yang beragama katolik. Orang tuaku mendidik dan membesarkan saya dalam
lingkungan masyarakat yang didominasi oleh orang-orang yang beragama katolik
juga. Mereka menanamkan nilai-nilai kristiani dan tradisi-tradisi yang berlaku
dalam gereja katolik sejak saya masih kecil.
Sebagai anak yang beragama katolik, salah satu tradisi
yang menjadi kerinduan tiap anak kecil atau pun orang dewasa yang telah
dipermandikan adalah menyambut Tubuh Kristus atau Komuni Suci pada setiap
perayaan ekaristi. Saya pun demikian. Kerinduanku itu terpenuhi pada waktu saya
kelas 5 SD. Seluruh kegiatan dan persiapan-persiapan kuikuti dengan tekun agar
saya boleh menyambut Yesusku dengan hati yang layak dan suci.
29 Juni 1997 adalah hari yang istimewa dalam hidup
keagamaanku. Untuk pertama kalinya pada saat itu saya menyambut Komuni Suci.
Saya sangat bahagia, walaupun hati kecilku menangis karena kebahagiaanku tidak
disaksikan oleh orang yang sangat kusayangi, yaitu mamaku yang telah
meninggalkanku untuk selamanya ketika saya masih kecil. Tetapi saya tidak sedih
saya memiliki saudari yang pengganti mamaku. Dialah yang menjadi pendampingku
dalam menyambut Komuni Suci saat itu.
Sejak saat itu, Arry kecil pun tumbuh menjadi seorang
katolik yang tidak mengalami kerinduan pada Komuni Suci lagi. Setiap kali
mengikuti perayaan ekaristi, dia selalu menyambut Yesus yang diyakini sebagai
Tuhannya.