Sidodadi. Itu adalah nama sebuah distrik kecil yang
terletak di Malang Selatan. Penduduknya didominasi oleh warga Muslim dan
penduduk yang beragama Katolik sekitar 50 keluarga. Warga Sidodadi pada umumya
bermata pencaharian sebagai petani tetapi ada juga yang bekerja sebagai
peternak. Berdasarkan struktur gerejawi, Sidodadi adalah sebuah Stasi dari
Paroki Lodalem. Jarak dari pusat Paroki ke Sidodadi kira-kira 2 KM.
Saya pernah berada di sana selama 2 minggu. Saya tinggal
di sebuah keluarga kecil yang sederhana. Keberadaan saya di sana dalam rangka
menimba pengalaman bersama keluarga ini. Saya ingin mengenal dan mengalamani
situasi kehidupan harian keluarga kecil ini secara langsung (live in).
Kedua orang tua angkatku adalah petani. Mereka memiliki
dua lahan pertanian yang sangat besar. Mereka juga memiliki beberapa ekor sapi
piaraan. Berternak sapi adalah pekerjaan sambilan mereka. Orang tua angkatku memiliki
3 orang anak. Anak pertama dan anak bungsu adalah perempuan dan anak kedua
adalah laki-laki. Pada saat itu ketiganya belum menikah. Mereka baik-baik dan
sangat familiar. Baru saja beberapa hari saya berada di sana, mereka telah
menganggapku sebagai saudara mereka sendiri. Setiap hari kami pergi ke kebun
bersama-sama.
Saya sangat senang menikmati hari-hariku bersama keluarga
baruku ini. Ada begitu banyak pengalaman yang kualami bersama mereka. Bagaimana
menjaga keharmonisan relasi dan mampu beradaptasi dengan semua anggota keluarga
adalah keharusanku sebagai anggota baru dalam keluarga ini.
Suatu malam, ketika kami sedang menonton TV, ibu
menceritakan pengalamannya kepada kami. Ada seorang ibu yaitu tetangganya
bertanya kepadanya, siapakah saya? Apakah saya adalah calon suami puteri
pertamanya? Kami semua merespon cerita ibu dengan tertawa. Suasana rumah
menjadi sangat ramai karena tertawaan kami. “Mam, kalau mereka tanya lagi katakan iya, Frater adalah calon
suamiku”, kata saudari
angkatku yang adalah puteri pertama ibu. Itu berarti gadis itu menyukaiku, hehehe…