Pada tanggal 20 April 1984, di sebuah rumah sakit
bersalin milik biarawati SSpS, satu-satunya rumah sakit terbaik di kotaku saat
itu, si bayi mungil berjenis kelamin laki-laki dilahirkan ke dunia, ke dalam
sebuah keluarga kecil yang sederhana berkeyakinan Katolik. Allah memberikan
hadiah istimewa kepada keluarga ini lewat hadirnya si ganteng kecil itu.
Kehadirannya memenuhi harapan keluarga ini selama bertahun-tahun. Kala itu,
keluarga ini mengalami krisis anak laki-laki sehingga kehadiran putera pertama mereka
ini membuat suasana keluarga menjadi lebih lengkap.
Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran anak ini memberi
semangat baru bagi keluarga ini terutama sang ibu yang telah lama merindukan
kedatangannya. Ibu dalam keluarga ini begitu setia dengan masa-masa
penantiannya. Bersama sang ayah, keduanya melewati hari dengan sabar dan penuh
pengharapan.
Hari demi hari, waktu terus berlalu. Ia pun bertumbuh
menjadi seorang anak seperti anak-anak pada umumnya. Cinta, perhatian dan kasih
sayang yang diperoleh dari kedua orang tua serta ketiga saudarinya membuat dia
bertumbuh menjadi seorang anak yang manja dan sangat disayangi keluarganya
terutama ibunya. Ibunya memperlakukan dia “lebih” dari anak-anak yang lain
karena dia adalah putera satu-satunya dalam keluarga ini (saat itu). Hal inilah
yang memicu adanya kecemburuan di antara ketiga saudarinya. Sungguh bahagia
menikmati hidup seperti dia.
“Hidup ini indah jika segala sanjungan dan berbagai
bentuk perhatian lainnya yang kita peroleh dari orang lain dinikmati dengan
penuh rasa syukur tanpa membuat kita menjadi sombong dan lupa diri”.