Gavriel
nama panggilannya. Dia adalah seorang anak yang cerdas dan kritis walaupun
masih berusia anak-anak, tujuh tahun. Dia dilahirkan dalam sebuah keluarga yang
kaya raya. Mereka memiliki sebuah rumah yang mewah, beberapa buah mobil
berkelas dan masih banyak barang mewah lainnya termasuk sejumlah perhiasan
bernilai tinggi milik ibunya.
Pada
suatu hari, Gavriel bersama kedua orang tuanya akan melakukan sebuah perjalanan
wisata. Mereka akan berekreasi ke luar kota untuk menghabiskan waktu weekend di sebuah penginapan super lux dengan view yang menawan. Itu adalah momen langka bagi Gavriel yang sering
kali ditinggal kedua orang tuanya bekerja.
“Ma,
kenapa mama harus cemas begitu? Di rumah kita kan ada bibi? Bibi itu orang jujur, ma. Bibi bisa menjaga rumah ini
dengan baik selama kita pergi termasuk perhiasan-perhiasan mewah milik mama
itu,” kata Gavriel berusaha menenangkan ibunya. “Tentu tidak sayang! Mama nggak percaya sama bibi,” tegas ibunya.
“Tapi ma, kenapa mama selalu menitipkan aku sama bibi setiap hari tanpa merasa
cemas sedikit pun?” tanya Gavriel sembari berlalu, meninggalkan ibunya yang
seketika itu bungkam oleh pertanyaan kritis putera semata wayangnya.
Malang,
Juli 2017
Walter Arryano