Wednesday, 12 July 2017

Panggilan Hidup dalam Tiga Dimensi Waktu

foto: Postulat Frater BHK, Maumere 2016
12 Juli 2005, dua belas tahun lalu, 9 pemuda dengan mantap melangkah ke depan altar Tuhan, menyerahkan diri untuk dikuduskan bagi-Nya. Seremoni penakdisan itu ditandai dengan mengenakan busana biara, jubah putih sebagai simbol masuk dalam hidup baru, dunia kehidupan membiara sembari melepaskan manusia lama. Dua tahun kemudian, 12 Juli 2007, 5 frater dari 9 pemuda itu maju ke depan altar Tuhan, mengikat diri kepada-Nya melalui pengikraran tri prasetia sementara, kaul perdana. Kira-kira sembilan tahun setelah itu, tepatnya pada 28 Mei 2016, 3 frater yang “tersisa” sekali lagi menghadap ke altar Tuhan yang terakhir kalinya. Mereka mempersembahkan diri seutuhnya seumur hidup, mengucapkan tri prasetia kekal.
Hari ini, setelah dua belas tahun lalu itu, kami masih berdiri tegak di jalan ini, jalan hidup yang telah kami mulai sejak dua belas tahun yang lalu itu. Kami memilih dan bertahan di jalan panggilan ini bukan karena kekuatan dan kehebatan kami, tetapi semata-mata karena kasih setia Tuhan. Dialah yang memanggil kami, Dia pulalah yang memelihara panggilan hidup kami.
Bagaimana dengan akhir perziarahan hidup panggilan ini? Itu adalah rahasia Tuan yang empunya tuaian. Bahwa panggilan hidup manusia itu adalah misteri, memang demikian adanya. Namun, hanya satu yang menjadi keyakinanku bahwa apa yang Tuhan telah mulai dalam hidupku, Dia pulalah yang akan mengakhirinya.

Malang, 12 Juli 2017
Walter Arryano
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment