foto: Postulat Frater BHK, Maumere 2016 |
12 Juli 2005, dua belas tahun lalu, 9 pemuda dengan
mantap melangkah ke depan altar Tuhan, menyerahkan diri untuk dikuduskan
bagi-Nya. Seremoni penakdisan itu ditandai dengan mengenakan busana biara,
jubah putih sebagai simbol masuk dalam hidup baru, dunia kehidupan membiara
sembari melepaskan manusia lama. Dua tahun kemudian, 12 Juli 2007, 5 frater
dari 9 pemuda itu maju ke depan altar Tuhan, mengikat diri kepada-Nya melalui
pengikraran tri prasetia sementara, kaul perdana. Kira-kira sembilan tahun
setelah itu, tepatnya pada 28 Mei 2016, 3 frater yang “tersisa” sekali lagi
menghadap ke altar Tuhan yang terakhir kalinya. Mereka mempersembahkan diri
seutuhnya seumur hidup, mengucapkan tri prasetia kekal.
Hari ini, setelah dua belas tahun lalu itu, kami
masih berdiri tegak di jalan ini, jalan hidup yang telah kami mulai sejak dua
belas tahun yang lalu itu. Kami memilih dan bertahan di jalan panggilan ini
bukan karena kekuatan dan kehebatan kami, tetapi semata-mata karena kasih setia
Tuhan. Dialah yang memanggil kami, Dia pulalah yang memelihara panggilan hidup kami.
Bagaimana dengan akhir perziarahan hidup panggilan
ini? Itu adalah rahasia Tuan yang empunya tuaian. Bahwa panggilan hidup manusia
itu adalah misteri, memang demikian adanya. Namun, hanya satu yang menjadi
keyakinanku bahwa apa yang Tuhan telah mulai dalam hidupku, Dia pulalah yang
akan mengakhirinya.
Malang, 12 Juli 2017
Walter Arryano