“Kak, maaf yah, aku baru bisa jujur sekarang, setelah dia benar-benar pergi
dari sini.” Itu adalah informasi terkini tentang dirimu yang kuterima dari
temanmu sekomunitas setelah dua tahun lalu terakhir kali kita berkomunikasi.
Sebuah kabar mengejutkan di hari ulang tahunmu yang ke-32.
Masih segar dalam ingatanku, 11 tahun lalu, ketika kita memulai perjuangan
kita di jalan panggilan ini. Kala itu kau berjanji kepadaku bahwa kita akan
saling mendukung dan saling mendoakan agar setia kita pada-Nya abadi selamanya.
Kau juga tentu masih ingat dengan simbol “pondok” yang menjadi milikku
sebagaimana “merpati” kepunyaanmu. Entah sebuah kebetulan atau apalah namanya,
aku tidak tahu. Yang aku tahu, ada banyak kecocokan di antara kita. Jadilah kau
dan aku sepasang sahabat yang karib dan teman berbagi yang menyenangkan bagai
seekor merpati cantik yang selalu nyaman dalam lindungan pondoknya.
Merpati dalam
kata-kata ungkapan memang tak pernah ingkar jadi tetapi bagiku, kau adalah si
merpati yang sudah mengikat di lain janji. Mungkin itu yang disebut dengan
janji kehidupan yang lebih baik dan membahagiakanmu. Apa pun itu, kau telah memilih
yang terbaik, merpati. Terbanglah, merpati! Selamat melanjutkan sisa hidupmu
bersama dia yang telah kau pilih untuk disetiai. Doaku selalu bersamamu. Sebagaimana 11
tahun lalu hatiku berikrar, "aku dan DIA menyayangimu", hari ini
setelah waktu 11 tahun itu, hati yang sama ini berjanji bahwa aku dan DIA
mengasihimu dan dirinya. Berdoalah selalu untuk
setiaku pada-Nya dan demi senyum yang selalu menyertai setiap pelayananku.
Malang, 16 Juli 2017
Walter Arryano