Hari ini, 24
Desember 2017, di Frateran Celaket 21 Malang, kami merayakan HUT frater
Fransisikus dengan makan siang bersama. Di tengah menikmati santapan jasmani
dalam suasana persaudaraan itu, seorang konfrater berkomentar soal misa malam
Natal nanti. Tentang posisi yang perlu diperhatikan. Maksudnya, harus datang
lebih awal agar bisa duduk di dalam gereja saat mengikuti misa, bukan di luar
karena gereja sudah penuh.
Menanggapi
komentar itu, saya memberi respon bahwa yang paling penting dalam mengikuti
misa bukan tentang posisi duduk tetapi soal "posisi" hati. Ini soal
keberadaan hati atau fokus dan perhatian selama mengikuti misa. Bisa saja
seseorang duduk di dalam gereja tapi hatinya melalang buana ke mana-mana. Atau
sebaliknya, dia duduk di luar tetapi dengan tekun mengikuti misa. Jadi poinnya
bukan tentang tempat duduk tetapi di mana hati kita ditempatkan selama misa
berlangsung.
Untuk
menindaklanjuti soal itu, pukul 18.00 saya sudah berjubah lengkap hendak menuju
gereja Katedral Malang untuk mengikuti misa ke-2 malam Natal yang dimulai pada
pukul 19.00. Satu jam lebih dahulu saya sudah siap agar bisa mendapatkan tempat
duduk di dalam gereja. Itu rencana saya. Namun, di depan kamar, saya bertemu
seorang frater yang mau ke gereja juga. Tetapi dia akan misa malam Natal di
sebuah kapel stasi. Saat diajak, saya turuti saja dia. Sepertinya menarik
suasana di sana, demikian batin saya. Itu juga yang menjadi alasan saya mau ke
kapel kecil di pinggir kota Malang itu. Jadilah malam Natal 2017 ini saya
mengikuti misa di Kapel Stasi St. Theresia Lisieux, Gempol Marga Bakti, Sukun,
Malang.
Suasananya
memang tenang. Dekorasi dengan ornamen-ornamen Natal yang sederhana. Tidak ada
hingar bingar lampu seperti di gereja-gereja besar. Anggota koor membawakan
lagu dengan baik dan indah didengar. Pastor pemimpin misa kudus menjalankan
tugasnya dengan kalem dan membawa homili yang sederhana dan mudah dicerna.
Umat-umat berpenampilan sederhana dengan khusyuk mengikuti misa. "Dia yang
memiliki segalanya dilahirkan di tempat yang sederhana," demikian kata
sang imam sungguh senada dengan suasana di kapel kecil pada malam Natal ini.
Misa malam
Natal di stasi dari paroki Hati Kudus Yesus Kayutangan Malang ini sungguh
membuat saya menikmati suasananya dan turut membantu saya untuk menempatkan
hati sesuai posisi yang semestinya.
Selamat Natal
2017. Damai dan Sukacita Kristus menyertai kita. Amin.
Malang,
24.12.17
Walter Arryano
sang tenang