Sunday, 10 December 2017

KAUL JOMBLO

Di sebuah ruang kelas di Sekolah Dasar sedang ada pelajaran muatan lokal sekolah. Ini pelajaran khusus untuk mengenal tarekat religius pemilik sekolah tersebut. Hari itu mereka belajar tentang tiga macam kaul yang diikrarkan oleh seorang biarawan. Pelajaran berjalan baik bersama seorang guru muda yang adalah seorang frater yang sudah mengikrarkan kaul-kaul tersebut. Jadi materi pelajaran ini tidak lain adalah bagian dari cara hidupnya yang diceritakan kepada anak didiknya.
"Salah satu contoh penghayatan kaul kemurnian bagi seorang frater biarawan adalah selibat atau hidup tidak menikah." Demikian sang guru menguraikan contoh dari salah satu dari ketiga kaul tersebut yang diikuti dua contoh untuk dua kaul yang lain. Anak-anak antusias mendengarkan apalagi saat sang guru menambahkan embel-embel di belakang penjelasannya menggunakan istilah anak-anak zaman ini yaitu “jomblo” untuk menyederhanakan maksud dari selibat. "Selibat atau hidup yang tidak menikah artinya seorang frater akan menjadi jomblo sepanjang masa," demikian katanya. Pelajaran hari itu diakhiri dengan mengagendakan ulangan pada pertemuan berikutnya.
Seminggu kemudian, saat itu malam masih di jalan menuju puncaknya. Seserpih bulan bertengger di pucuk cemara. Redup temarannya mengundang seekor tokek  bersuara nyaring di pojok taman. Di meja kerjanya seorang frater senyam-senyum sendiri di tengah kesibukannya mengoreksi hasil ulangan murid-muridnya. Di bawah soal, tuliskan tiga macam kaul, ada seorang anak yang menjawab: kaul ketaatan, kaul kemiskinan, dan kaul jomblo. "Selalu ada kejutan bagi seorang pendidik. Itulah indahnya menjadi seorang guru SD," gumamnya lirih.

Malang, November 2017
sang tenang
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment