Menulis karya sastra seperti cerpen yang cenderung lebih ke arah rekayasa
imajinasi (ada juga yang diangkat dari pengalaman pribadi), apakah kurang
"berbicara"?
Dalam hal ini, refleksi (baca: pemaknaan) mengambil peran penting. Sebuah
karya imajinatif terasa lebih hidup karena melewati jalur refleksi. Demikian
seseorang memberi argumentasinya.
Namun, bagi saya, pembaca juga berperan penting dalam menghidupkan suatu
karya tulis. Hanya pembaca dengan kapasitas tertentu yang mampu merasakan
adanya roh dalam sebuah tulisan. Artinya, tulisan terasa hidup karena dibaca
oleh "orang hidup" juga.
Malang, 20.12.17
#sangtenang
#sangtenang