Wednesday, 31 January 2018

ROH SEBUAH TULISAN

Menulis dengan pengalaman hidup sebagai sumber inspirasi ternyata lebih banyak "berbicara". Sesederhana apapun pengalaman itu. Asal diracik dengan pilihan kalimat dan sentuhan diksi yang enak dinikmati.

Menulis karya sastra seperti cerpen yang cenderung lebih ke arah rekayasa imajinasi (ada juga yang diangkat dari pengalaman pribadi), apakah kurang "berbicara"?

Dalam hal ini, refleksi (baca: pemaknaan) mengambil peran penting. Sebuah karya imajinatif terasa lebih hidup karena melewati jalur refleksi. Demikian seseorang memberi argumentasinya.

Namun, bagi saya, pembaca juga berperan penting dalam menghidupkan suatu karya tulis. Hanya pembaca dengan kapasitas tertentu yang mampu merasakan adanya roh dalam sebuah tulisan. Artinya, tulisan terasa hidup karena dibaca oleh "orang hidup" juga.

Malang, 20.12.17
#sangtenang
Readmore → ROH SEBUAH TULISAN

ALASAN MERASA BAHAGIA

Bunda,  kau dan malaikat kecilmu menjadi alasan kenapa aku selalu jatuh cinta dan tersenyum bahagia. (Tiny Parera)

Semua tulisan dengan bahasa indah adalah puisi. Karena itu bagi saya, caption yang ditulis di atas gambar ini adalah puisi. Saya tertarik untuk mengulasnya karena gambar beserta caption-nya itu memberikan saya inspirasi demikian: Kita tahu bahwa alasan bagi hampir semua mereka yang memilih jalur profesi sebagai para medis karena mereka adalah para pencinta kehidupan. Mereka pro life. Penulis yang adalah seorang bidan merupakan salah satu di antaranya. Oleh karena itu, tidak heran dia menulis ungkapan hatinya berangkat dari realitas panggilan hidupnya. Tak jarang, penulis di hari-hari aktivitasnya bergelut dengan aneka rasa tidak enak: was-was, cemas, takut, sedih, kecewa, marah, dan sebagainya. Maka, ungkapan "selalu jatuh cinta dan tersenyum bahagia" atas suatu kehidupan baru, itu suatu keniscayaan.

Seorang guru merasa bahagia karena muridnya yang tertinggal dalam berbagai aspek merengkuh kesuksesan di akhir masa sekolah; Seorang pengajar iman penuh sukacita menyaksikan umatnya mengalami pembaruan hidup; Seorang petani merasa gembira karena limpahan panenannya memberi harapan hidup bagi orang lain; Seorang ibu mengucurkan air mata bahagia saat menyaksikan kehidupan rumah tangganya yang penuh cinta dalam keterbatasan;  Seorang dokter berderai air mata haru menyaksikan senyum mekar di wajah pasiennya yang baru sembuh dari kanker yang hampir saja merenggut nyawa; Wajah seorang penulis bercahaya ketika karyanya memberi inspirasi banyak orang; dan masih banyak lagi jenis pekerjaan beserta alasannya mengapa selalu ada "jatuh cinta dan tersenyum bahagia" yang mereka rasakan.

Pertanyaan untuk kita, adakah "jatuh cinta dan tersenyum bahagia" yang mengalir dari profesi yang sedang kita jalani saat ini? Bersama rerumputan yang bergoyang dan bening butir hujan di ujung daunnya, mari kita menemukan jawabannya.

Malang, 13.12.17
#sangtenang
Readmore → ALASAN MERASA BAHAGIA

Tuesday, 16 January 2018

BERSYUKUR DAN BERGEMBIRA BERSAMA MENUJU SEKOLAH UNGGUL DAN BERKARAKTER

PERAYAAN 50 TAHUN
SD KATOLIK MARDI WIYATA 1 MALANG

SDK Mardi Wiyata 1 Malang didirikan pada 1 Januari 1968. Tahun ini bertepatan dengan 90 tahun Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus berkarya di Indonesia, sekolah yang terletak di Jln. Jaksa Agung Suprapto 21 ini genap berusia 50 tahun. Perayaan 50 tahun tersebut semestinya dilaksanakan pada 1 Januari 2018, tetapi karena hari itu masih dalam masa liburan Natal, maka pelaksanaannya dilangsungkan pada Sabtu, 13 Januari 2018. Inti perayaan hari ulang tahun sekolah itu tertuju pada nuansa “bersyukur dan bergembira bersama” yang bermuara pada sekolah yang unggul dan berkarakter.

Perayaan syukur diawali dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh Rm. Fransiscus Aryodiwarno, Pr. Dalam kotbahnya, Imam Keuskupan Malang ini menekankan soal pentingnya ucapan syukur atas rahmat istimewa ini. “50 tahun adalah usia emas. Selama rentang waktu setengah abad ini, sekolah telah meluluskan ribuan murid yang kini telah dan sedang berpastisipasi dalam pelayanan kepada masyarakat, gereja, dan negara. Untuk itu ucapan syukur layak dihaturkan kepada Allah yang telah menyelenggarakan karya hebat ini,” katanya. Perayaan Ekaristi berlangsung khusyuk, dimeriahkan oleh kelompok paduan suara anak-anak yang bergabung dalam kegiatan bina vocalia. Anak-anak yang ikut dalam kegiatan ekstrakurikuler menari juga ikut menyemarakan Misa Kudus dengan membawakan tarian pengantar bahan persembahan.

Setelah Misa Kudus, perayaan dilanjutkan dengan berbagai penampilan peserta didik di sekolah tersebut, di antaranya: paduan suara, tarian daerah, tarian kreasi, modern dance, band, dan karate. Berbagai penampilan ini adalah hasil dari kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti anak-anak selama ini. Mereka berkesempatan menunjukkan kebolehannya berkat ketekunan yang dilakukan selama ini sambil bergembira bersama merayakan hari ulang tahun sekolah.

Hadir dalam perayaan itu, para frater BHK dari beberapa komunitas di Malang, orang tua murid, bapak-ibu guru dan pegawai, beserta seluruh peserta didik sekolah tersebut. Fr. M. Simon, BHK mewakili para frater dalam sambutannya, beliau menekankan perihal pendidikan karakter. “Selaras dengan program revolusi mental yang dicanangkan pemerintah, lembaga pendidikan ini dengan caranya telah menterjemahkan dalam seluruh kegiatan di sekolah. Para frater mengapresiasi kerja keras bapak-ibu dalam meneruskan nilai-nilai dan spiritualitas kongregasi kepada para peserta didik. Pendidikan karakter adalah hal yang penting bagi generasi zaman ini terutama nilai-nilai kristiani yang menjadi kekhasan Lembaga Pendidikan Katolik,” tegasnya. Sementara itu, Fr. M. Christoforus, BHK yang hadir atas nama Yayasan Mardi Wiyata Sub Perwakilan Malang dalam sambutannya memberi penegasan tentang filosofi pendidikan yang pada hakekatnya menumbuhkan semangat. “Orang bijak mengatakan, pendidikan itu seperti melemparkan bola api ke bumi. Artinya, pendidikan harus memberi semangat, menumbuhkah harapan, dan semangat yang membara bagi anak didik,” tegasnya.

Ada yang berbeda dari perayaan kali ini yaitu keterlibatan orang tua murid. Sekolah berinisiatif mengundang seluruh orang tua untuk bergembira bersama di hari jadinya yang ke-50 tahun itu. Selain ikut ambil bagian dalam Misa Syukur, para orang tua juga berkesempatan menyaksikan penampilan-penampilan putra-putrinya. Semua yang hadir ikut bersyukur dan bergembira bersama warga sekolah. Rangkaian acara syukuran itu diakhiri dengan makan siang bersama yang dikoordinir oleh bapak-ibu yang bergabung dalam peguyuban kelas. “Suksesnya acara ini terselenggara berkat kerja sama semua pihak, terutama orang tua murid dan bapak-ibu anggota peguyuban kelas. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih. Kami selalu berharap agar kebersamaan ini tetap terjalin untuk kegiatan-kegiatan yang akan datang terutama dalam rangka memajukan sekolah kita ini.” Demikian apresiasi yang disampaikan bapak Edik Joko Yuhono, S.Pd, kepala SDK Mardi Wiyata 1 Malang.

Malang, 16 Januari 2018
fr. Walter
Readmore → BERSYUKUR DAN BERGEMBIRA BERSAMA MENUJU SEKOLAH UNGGUL DAN BERKARAKTER

Thursday, 11 January 2018

PERMAINAN MASA KECIL

di pinggir sungai
anak-anak bermain
mengejar capung

***
Haiku ini saya tulis berdasarkan pengalaman masa kecilku. Kami dulu waktu air leding belum masuk kampung, biasanya kami ke sungai untuk mandi dan mengambil air untuk kebutuhan rumah tangga, seperti masak, minum, mencuci peralatan dapur, dll.
Bagi kami anak-anak, sungai adalah arena permainan yang menyenangkan. Selain bermain-main dengan air yang tentunya sangat bersih, jernih, dan alami, capung juga menjadi mainan kami. Kami mengejar dan menangkap capung. Di bagian ekor capung yang tertangkap, kami selipkan sepucuk tanaman air yang saya tidak tahu namanya, lalu capung itu diterbangkan lagi.
Melihat capung terbang sambil membawa potongan daun di ekornya, itu adalah hiburan yang cukup mewah bagi kami, anak-anak kampung. Mungkin jenis permainan itu, bagi kids zaman now sudah berubah wujud menjadi salah satu game keren di gawainya.
Betul, bahwa permainan masa kecilku itu menyakiti capung yang waktu kecil dulu, saya tidak pernah menyadarinya, tetapi bagaimana kami dekat dengan alam dan menjadikan apa yang ada sebagai media permainan yang sederhana tapi menggembirakan, saya kira itu poinnya. Karena itulah, sungai bagi kami adalah tempat kami menikmati hiburan gratis yang disediakan sang Pencipta.
Poin kedua yang ingin saya kemukakan di sini adalah soal orisinalitas. Sebuah karya, apapun itu, kalau dikerjakan dengan menggunakan hati yang bagi saya menjadi sumber yang orisinil itu berasal, hasilnya akan menggunggah dan menggetarkan.
Hal yang sama juga soal pengalaman pribadi yang menjadi latar belakang sebuah karya. Itu sungguh menginspirasi orang lain. Asal itu memang sungguh menjadi suatu niatan untuk dibagikan kepada sesama. Karena pada hakikatnya, setiap pribadi adalah hadiah bagi sesamanya. Suatu pemberian diri yang tidak pernah habis dibagi.
Untuk itu, mari berkarya dengan hati. Inspirasi sudah disediakan di alam semesta ini oleh Sang Ada yang telah mengadakan sejak dunia dijadikan.

Januari 2018
Walter Arryano
#sangtenang
Readmore → PERMAINAN MASA KECIL