Sejak awal, mereka memang diciptakan untuk selalu
hidup bersama. Di mana yang satu tumbuh, akan ada yang lain ikut bersanding.
Suatu realitas yang membuat para petani memiliki kesibukan dalam proses
mengolah ladang. Rupanya Sang Pencipta mempunyai maksud tertentu dengan kedua
ciptaan-Nya itu.
Di sisi sebuah ladang yang luas, seorang anak
memandang ayahya, lalu bertanya "Ayah, mengapa ada ilalang di antara
tanaman padi di kebun ayah ini? Padahal ayah tidak pernah menanamnya?" Sambil
tersenyum, sang ayah berkata, "Itu rahasia alam, nak." Anak itu
mengernyitkan dahi, tanda bahwa ia tidak memahami jawaban ayahnya. Obrolan
ayah-anak itu berlanjut dengan menguraikan karakteristik kedua tanaman itu
dalam kaca mata seorang petani. Sampai sang anak memahami jawaban ayahnya. Sang
ayah kemudian menambahkan bahwa kedua tanaman itu melambangkan sifat manusia.
Padi adalah hidup, damai, sukacita, kebaikan, iman, harapan, dan kasih.
Sementara ilalang adalah kejahatan, antipati, sombong, tamak, marah, dengki,
iri hati, sedih, cemburu, dan egois. Hari sudah menjelang sore, sang ayah
memungkas kalimatnya dengan berkata, "Nak, Pencipta selalu menyertakan
kebijaksanaan-Nya dalam setiap ciptaan-Nya".
Bocah kritis itu menengadah, menatap tajam mata ayahnya,
kemudian bertanya, "Tapi yah, kenapa Pencipta membiarkan ilalang bertumbuh
bersama padi? Bukankah lebih baik Dia tidak perlu menciptakan ilalang agar para
petani seperti ayah tidak lagi bekerja keras menyianginya?" Ayah anak itu
sejenak diam. Kemudian sambil memegang pundak anaknya ia berkata, "Agar
kau selalu memiliki kesempatan untuk memilih. Itulah kebijaksanaan-Nya,
nak." Beribu jingga merekah di langit senja. Sepasang camar melenguh di
sudut cakrawala. Putra semata wayang lelaki singel
parent itu mengangguk-angguk, entah apa yang ada dalam ruang pikirannya.
Malang, 28.11.17
sang tenang