Friday, 8 April 2016

Saksi Ilahi dan Saksi Lihai

Dalam memperkarakan suatu masalah peran para saksi peristiwa menduduki posisi penting. Keabsahan suatu keputusan tidak terlepas dari intervensi para saksi. Merekalah yang memberi keterangan tentang suatu peristiwa yang meliputi pelaku, waktu, tempat dan kronologis terjadinya. Secara hukum penjelasan para saksi menjadi salah satu data yang melegitimasi kebenaran suatu peristiwa. Oleh karena itu, peran para saksi sangat diperhitungkan dalam proses menyelesaikan suatu masalah.
Ketika berbincang-bincang di meja makan dalam suatu kesempatan sarapan pagi bersama, seorang saudara mengungkapkan bahwa pada zaman ini terdapat dua macam orang dalam memberi kesaksian. Kedua macam orang tersebut adalah orang yang memberi kesaksian sebagai saksi ilahi dan orang yang memberi kesaksian sebagai saksi lihai.
Saksi jenis pertama adalah orang yang memberi kesaksian karena digerakkan oleh daya ilahi untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Dia tidak mencari keuntungan pribadi tetapi semata demi kebaikan orang lain. Dia akan berusaha sebisanya dengan keterangan-keterangan riil yang dapat dipertanggungjawabkan untuk membela orang yang tidak bersalah agar terbebas dari tuduhan-tuduhan palsu. Pemberi kesaksian macam ini adalah orang yang menjadi saksi tentang kebenaran.
Sedangkan saksi jenis kedua adalah orang yang berusaha memberi kesaksian dengan memanfaatkan kecerdasan yang dimilikinya untuk memenangkan perkara yang dibelanya. Dia tidak mengindahkan asas keadilan dan kebenaran. Yang terpenting baginya adalah mengupayakan berbagai cara agar orang yang dibelanya memenangi perkara dan dia memperoleh bayaran. Dengan lihai dia akan berusaha menemukan peluang-peluang yang bisa dijadikan data untuk membenarkan kliennya. Orang yang demikian adalah pemberi kesaksian palsu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan terlepas dari dua macam saksi tersebut, entah dalam skala besar maupun dalam masalah-masalah kecil dan sederhana, baik kita sendiri yang mengalaminya atau orang lain. Pertanyaan untuk kita,  dimanakah posisi kita? Sebagai saksi macam apa yang akan kita perankan? Untuk direnungkan...
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment