(Pertemuan Para Frater Yunior
Kongregasi Frater BHK)
Kemantapan
hati untuk mengukapkan, “Betapa indah panggilan-Mu ya Tuhan”, didorong oleh
disposisi hati yang terus dibarui. Artinya tanah, ladang hati kita perlu diolah
dan dipersiapkan dengan baik secara teratur dan kontinu. Keindahan panggilan tidak
terlepas dari proses pengolahan diri. Kontinuitas pengolahan diri menjadi dasar
dalam seluruh proses kehidupan sebagai manusia pada umumnya dan secara khusus
orang yang dipanggil untuk hidup membiara. Dengan kata lain, pengolahan diri
merupakan bagian integral dari keseharian hidup bagi individu-individu pelaku
hidup bakti.
Olah
diri berarti juga menyiapkan disposisi hati untuk mengalami kasih Allah dalam
hidup sehari-hari. Kasih Allah tidak hanya dialami sendiri tetapi kasih yang
sama perlu dibagikan kepada orang lain melalui cara hidup dan karya pelayanan
yang dilakukan. Menyiapkan disposisi hati berarti hati yang senantiasa terbuka.
Menyiapkan disposisi hati berarti pula mengenal diri dan membebaskan diri dari
hambatan batin untuk memperoleh sebuah hati yang terbuka terhadap
karunia-karunia Roh yang menyanggupkan kita secara bebas dan dengan gembira
menghayati panggilan hidup kita dengan tetap bersandar pada Yesus, Sang Guru,
yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Menjalani
hidup dalam terang spiritualitas hati membantu kita dalam menata disposisi hati
kita. Bapa pendiri kongregasi Frater BHK, Mgr. Andreas Ignatius Schaepman dan
para frater pendahulu sudah menjalankan kehidupan sehari-hari yang mengalir
dari spiritualitas hati. Melalui hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari di
komunitas, mereka telah menghayati hidup yang berlandaskan spiritualitas hati. Misalnya:
melayani, berkomunikasi dengan baik, menjalani tugas perutusan dengan baik,
peningkatan hidup rohani, penyerahan diri pada penyelenggaraan ilahi, dan
bersikap rendah hati serta tobat. (N.R. 1. Warisan Mgr. A. I. Schaepman: Serupa
Kristus).
Demikianlah
intisari materi pertemuan para Frater Yunior (berkaul sementara) kongregasi
Frater Bunda Hati Kudus yang dilaksanakan pada 7-8 November 2015 di Komunitas
Frateran St. Paulus, Jln. Kepanjen 14 Surabaya. Pertemuan yang diikuti 14
Frater Yunior yang berkarya di Malang, Surabaya dan Kediri itu didampingi oleh Fr.
M. Ireneus BHK sebagai pemateri dan Fr. M. Fransiskus Hardjosetiko BHK selaku
pendamping Frater Yunior.
Pertemuan
bertajuk “Disposisi Manusia Menjawab
Panggilan Tuhan dalam Terang Spiritualitas Hati” ini merupakan subtema dari
tema umum pembinaan Frater Yunior tahun ini: “Betapa Indah Panggilan-Mu ya Tuhan”. Selain melalui penyajian
materi yang relevan dengan penghayatan hidup membiara bagi seorang religius,
frater BHK, Fr. Irenius juga menuntun kami untuk mau membuka diri belajar dari
sesama saudara yang lain. Apa yang menjadi kegembiraan dan pergulatan konfrater
berkaitan dengan “masalah-masalah psikologi” yang sudah-sedang-dan akan diolah
masing-masing yang dibagikan secara terbuka dan sukarela menjadi hadiah yang
memberi inspirasi dan turut mendukung panggilan kami masing-masing. Tentu kami
perlu rendah hati untuk mendengarkan dengan hati dan mau belajar dari
pengalaman orang lain. Itulah dinamika dan proses yang terjadi dalam pertemuan
kali ini. Para frater antusias dan terlibat secara aktif.
Pertemuan
kali ini adalah pertemuan terakhir untuk masa pendampingan tahun ini. Dengan
tema umum yang senada dengan tema Tahun Hidup Bakti yang dicanangkan oleh Bapa
Suci Paus Fransiskus itu, sepanjang tahun ini kami telah dibimbing untuk
merenungkan keindahan-keindahan yang kami alami dalam kehidupan sehari-hari sebagai
pelaku hidup bakti dalam kongregasi ini. Bersama para frater yang ditunjuk
menjadi pemateri (nara sumber), kami didampingi untuk menemukan hal-hal indah dan
meneguhkan panggilan hidup kami. Materi pendampingan yang dilatarbelakangi
pengalaman hidup mereka menjadi “referensi” dan masukan yang sangat berarti
bagi kelangsungan perjalanan hidup kami. Harapannya bahwa dengan kesempatan
bertemu untuk berbagi dalam kasih persaudaraan ini, kami semakin diteguhkan
untuk tetap setia pada jalan hidup yang telah dipilih ini. Kami selalu
mempunyai kemauan untuk membarui diri dan terus bertumbuh menjadi
pribadi-pribadi yang penuh sukacita menampakan wajah Allah yang gembira dan
berbelakasih melalui cara hidup dan karya pelayanan yang dipercayakan kepada
kami masing-masing.