Wednesday, 2 December 2015

DISPOSISI MANUSIA MENJAWAB PANGGILAN TUHAN DALAM TERANG SPIRITUALITAS HATI

(Pertemuan Para Frater Yunior Kongregasi Frater BHK)
Kemantapan hati untuk mengukapkan, “Betapa indah panggilan-Mu ya Tuhan”, didorong oleh disposisi hati yang terus dibarui. Artinya tanah, ladang hati kita perlu diolah dan dipersiapkan dengan baik secara teratur dan kontinu. Keindahan panggilan tidak terlepas dari proses pengolahan diri. Kontinuitas pengolahan diri menjadi dasar dalam seluruh proses kehidupan sebagai manusia pada umumnya dan secara khusus orang yang dipanggil untuk hidup membiara. Dengan kata lain, pengolahan diri merupakan bagian integral dari keseharian hidup bagi individu-individu pelaku hidup bakti.
Olah diri berarti juga menyiapkan disposisi hati untuk mengalami kasih Allah dalam hidup sehari-hari. Kasih Allah tidak hanya dialami sendiri tetapi kasih yang sama perlu dibagikan kepada orang lain melalui cara hidup dan karya pelayanan yang dilakukan. Menyiapkan disposisi hati berarti hati yang senantiasa terbuka. Menyiapkan disposisi hati berarti pula mengenal diri dan membebaskan diri dari hambatan batin untuk memperoleh sebuah hati yang terbuka terhadap karunia-karunia Roh yang menyanggupkan kita secara bebas dan dengan gembira menghayati panggilan hidup kita dengan tetap bersandar pada Yesus, Sang Guru, yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Menjalani hidup dalam terang spiritualitas hati membantu kita dalam menata disposisi hati kita. Bapa pendiri kongregasi Frater BHK, Mgr. Andreas Ignatius Schaepman dan para frater pendahulu sudah menjalankan kehidupan sehari-hari yang mengalir dari spiritualitas hati. Melalui hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari di komunitas, mereka telah menghayati hidup yang berlandaskan spiritualitas hati. Misalnya: melayani, berkomunikasi dengan baik, menjalani tugas perutusan dengan baik, peningkatan hidup rohani, penyerahan diri pada penyelenggaraan ilahi, dan bersikap rendah hati serta tobat. (N.R. 1. Warisan Mgr. A. I. Schaepman: Serupa Kristus).
Demikianlah intisari materi pertemuan para Frater Yunior (berkaul sementara) kongregasi Frater Bunda Hati Kudus yang dilaksanakan pada 7-8 November 2015 di Komunitas Frateran St. Paulus, Jln. Kepanjen 14 Surabaya. Pertemuan yang diikuti 14 Frater Yunior yang berkarya di Malang, Surabaya dan Kediri itu didampingi oleh Fr. M. Ireneus BHK sebagai pemateri dan Fr. M. Fransiskus Hardjosetiko BHK selaku pendamping Frater Yunior.
Pertemuan bertajuk “Disposisi Manusia Menjawab Panggilan Tuhan dalam Terang Spiritualitas Hati” ini merupakan subtema dari tema umum pembinaan Frater Yunior tahun ini: “Betapa Indah Panggilan-Mu ya Tuhan”. Selain melalui penyajian materi yang relevan dengan penghayatan hidup membiara bagi seorang religius, frater BHK, Fr. Irenius juga menuntun kami untuk mau membuka diri belajar dari sesama saudara yang lain. Apa yang menjadi kegembiraan dan pergulatan konfrater berkaitan dengan “masalah-masalah psikologi” yang sudah-sedang-dan akan diolah masing-masing yang dibagikan secara terbuka dan sukarela menjadi hadiah yang memberi inspirasi dan turut mendukung panggilan kami masing-masing. Tentu kami perlu rendah hati untuk mendengarkan dengan hati dan mau belajar dari pengalaman orang lain. Itulah dinamika dan proses yang terjadi dalam pertemuan kali ini. Para frater antusias dan terlibat secara aktif.
Pertemuan kali ini adalah pertemuan terakhir untuk masa pendampingan tahun ini. Dengan tema umum yang senada dengan tema Tahun Hidup Bakti yang dicanangkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus itu, sepanjang tahun ini kami telah dibimbing untuk merenungkan keindahan-keindahan yang kami alami dalam kehidupan sehari-hari sebagai pelaku hidup bakti dalam kongregasi ini. Bersama para frater yang ditunjuk menjadi pemateri (nara sumber), kami didampingi untuk menemukan hal-hal indah dan meneguhkan panggilan hidup kami. Materi pendampingan yang dilatarbelakangi pengalaman hidup mereka menjadi “referensi” dan masukan yang sangat berarti bagi kelangsungan perjalanan hidup kami. Harapannya bahwa dengan kesempatan bertemu untuk berbagi dalam kasih persaudaraan ini, kami semakin diteguhkan untuk tetap setia pada jalan hidup yang telah dipilih ini. Kami selalu mempunyai kemauan untuk membarui diri dan terus bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang penuh sukacita menampakan wajah Allah yang gembira dan berbelakasih melalui cara hidup dan karya pelayanan yang dipercayakan kepada kami masing-masing.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment