Berbicara tentang
para inspirator, banyak orang akan setuju bahwa mereka berasal dari kalangan
terpelajar, ilmuwan atau tokoh-tokoh terkenal di dunia. Tetapi pengalamanku
berkata lain. Ternyata para inspirator juga berasal dari kelompok orang-orang
yang hampir tidak dianggap di kalangan masyarakat. Mereka adalah orang kecil,
kaum marginal yang hidupnya di pinggir jalan atau di kolong jembatan; mereka
yang menghabiskan waktu sepanjang hari sebagai pengamen jalanan, tukang becak
atau pedagang asongan.
Adalah pengalamanku
di suatu siang yang terik, tatkala sang raja siang dengan angkuh menujukkan
kegagahannya. Sekelompok penjual asongan asyik menjajakan dagangannya.
Beraneka jenis makanan dan minuman ringan menjadi dagangan yang mungkin bagi
mereka ketika tekanan ekonomi menghimpit hidup. Kreativitas adalah tuntutan
yang tak terelakan dikala persaingan menjadi harga mati yang harus diperebutkan.
Tergurat semangat juang di tengah kegarangan zaman adalah kesaksian nyata akan
nilai hidup yang patut diteladani.
Mataku terpanah
pada pemandangan di depannya. Sosok pribadi-pribadi gigih itu seakan menampar kesadaranku
yang tengah nyenyak bersama elit negeri ini. Hidup bergelimang harta sementara
mereka harus berjuang keras sepanjang hari demi sesuap nasi untuk kelangsungan
hidup anggota keluarga. Mereka mengajariku arti sebuah perjuangan di tengah
minimnya suatu kesempatan dalam merengkuh sebuah kemenangan (sukses).
Di suatu sudut kota
yang lain, seorang tukang becak sukses membuatku terpukau. Kejengahan kota
metropolitan seakan sirna tatkala tanpa sengaja pandanganku tertuju kepadanya.
Ekspresi kegembiraannya menjadi hiburan tersendiri bagiku di tengah penatnya
hawa kota. Sosok ringkih itu begitu senang ketika salah seorang ibu
menghampirinya hendak menggunakan layanan jasanya. Senyum keberhasilan pun
menghiasi wajah keriputnya. Terbayang dalam benaknya bahwa hari ini dia behasil
mengais rejeki demi kehidupan keluarganya walau tak seberapa. Itulah secuil
inspirasi yang kuperoleh di balik tawa cerianya.
Sungguh sesuatu
yang kontras terjadi di hadapanku. Ada begitu banyak orang yang berkelimpahan
harta namun sangat sulit untuk bersyukur. Tetapi si tukang becak ini dengan
mudahnya dia bersykur akan apa yang dia peroleh. Imbalan yang diterima dari
jasa pelayanannya tidak seberapa besarnya namun ia dengan tulus mensyukurinya.
Hal ini terlukis indah di balik ekspresi kegembiraan yang terpancar melalui
wajah keriputnya. Si tukang becak itu mengajariku pentingnya ucapan syukur.
“Terima kasih Allah atas anugerah
hidup yang Kau berikan kepadaku. Nafas hidup yang ku hirup adalah bukti
cinta-Mu kepadaku…”
Itulah sepenggal syair lagu yang kudengar suatu hari di sebuah terminal kota.
Syair lagu ini keluar dari mulut seorang pengamen jalanan. Ditemani sebuah
gitar uzur yang dipetiknya sendiri, ia mendendangkan syair lagu dari sebuah
group band ternama di negeri ini. Suara merdu yang dipadu dengan alunan indah
buah racikkan jemari mungilnya pada tali-tali gitar tua itu mampu meredam
suasana terminal yang tengah bising oleh karena deru kendaraan.
Aku terpukau kagum
pada tontonan gratis di depan mataku. Decak kagum pun tak kuasa kubendung. “Luar
biasa…”. Dua kata ini tanpa sadar terucap dari bibirku mewakili perasaan
kagumku pada sosok unik yang telah berhasil menyadariku pada suatu nilai hidup
yang harus kumiliki. Syair lagu yang dinyanyikannya menyadariku dan orang-orang
di sekitarnya akan pentingnya mensyukuri anugerah terbesar yang diterima dari
Sang Pencipta yaitu nafas kehidupan. Selain itu, kepiawainnya memainkan gitar
memberi motivasi kepadaku bahwa talenta yang dianugerahkan oleh Tuhan jangan
sampai sia-sia oleh kemalasan kita. Bukti nyata cinta Tuhan tersebut hendaknya
menjadi sarana pemberian diri dalam melayani sesama terutama mereka yang sangat
membutuhkan.
Tiga sosok di atas
mewakili kaumnya cukup menjadi bukti bahwa para inspirator juga berasal dari
kalangan mereka. Mereka adalah figur sejati yang dapat menjadi suri teladan
ketika tokoh-tokoh panutan yang sesungguhnya lenyap di balik hingar bingarnya
kemewahan hidup. Mereka mempunyai harta yang tak dimiliki oleh para elit di
negeri ini yang telah menjadikan uang di atas segalanya. Suka duka mereka dalam
melakoni hidup adalah inspirasi yang turut memberi andil dalam hidup kita. Mari
kita belajar dari mereka. Karena sesungguhnya Sang Inspirator Sejati hadir
sebagai sosok yang tersamarkan dalam diri mereka.