Monday, 23 February 2015

Mereka pun bisa mengispirasi

Berbicara tentang para inspirator, banyak orang akan setuju bahwa mereka berasal dari kalangan terpelajar, ilmuwan atau tokoh-tokoh terkenal di dunia. Tetapi pengalamanku berkata lain. Ternyata para inspirator juga berasal dari kelompok orang-orang yang hampir tidak dianggap di kalangan masyarakat. Mereka adalah orang kecil, kaum marginal yang hidupnya di pinggir jalan atau di kolong jembatan; mereka yang menghabiskan waktu sepanjang hari sebagai pengamen jalanan, tukang becak atau pedagang asongan.
Adalah pengalamanku di suatu siang yang terik, tatkala sang raja siang dengan angkuh menujukkan kegagahannya. Sekelompok penjual asongan asyik menjajakan dagangannya.  Beraneka jenis makanan dan minuman ringan menjadi dagangan yang mungkin bagi mereka ketika tekanan ekonomi menghimpit hidup. Kreativitas adalah tuntutan yang tak terelakan dikala persaingan menjadi harga mati yang harus diperebutkan. Tergurat semangat juang di tengah kegarangan zaman adalah kesaksian nyata akan nilai hidup yang patut diteladani.
Mataku terpanah pada pemandangan di depannya. Sosok pribadi-pribadi gigih itu seakan menampar kesadaranku yang tengah nyenyak bersama elit negeri ini. Hidup bergelimang harta sementara mereka harus berjuang keras sepanjang hari demi sesuap nasi untuk kelangsungan hidup anggota keluarga. Mereka mengajariku arti sebuah perjuangan di tengah minimnya suatu kesempatan dalam merengkuh sebuah kemenangan (sukses).
Di suatu sudut kota yang lain, seorang tukang becak sukses membuatku terpukau. Kejengahan kota metropolitan seakan sirna tatkala tanpa sengaja pandanganku tertuju kepadanya. Ekspresi kegembiraannya menjadi hiburan tersendiri bagiku di tengah penatnya hawa kota. Sosok ringkih itu begitu senang ketika salah seorang ibu menghampirinya hendak menggunakan layanan jasanya. Senyum keberhasilan pun menghiasi wajah keriputnya. Terbayang dalam benaknya bahwa hari ini dia behasil mengais rejeki demi kehidupan keluarganya walau tak seberapa. Itulah secuil inspirasi yang kuperoleh di balik tawa cerianya.
Sungguh sesuatu yang kontras terjadi di hadapanku. Ada begitu banyak orang yang berkelimpahan harta namun sangat sulit untuk bersyukur. Tetapi si tukang becak ini dengan mudahnya dia bersykur akan apa yang dia peroleh. Imbalan yang diterima dari jasa pelayanannya tidak seberapa besarnya namun ia dengan tulus mensyukurinya. Hal ini terlukis indah di balik ekspresi kegembiraan yang terpancar melalui wajah keriputnya. Si tukang becak itu mengajariku pentingnya ucapan syukur.
“Terima kasih Allah atas anugerah hidup yang Kau berikan kepadaku. Nafas hidup yang ku hirup adalah bukti cinta-Mu kepadaku…” Itulah sepenggal syair lagu yang kudengar suatu hari di sebuah terminal kota. Syair lagu ini keluar dari mulut seorang pengamen jalanan. Ditemani sebuah gitar uzur yang dipetiknya sendiri, ia mendendangkan syair lagu dari sebuah group band ternama di negeri ini. Suara merdu yang dipadu dengan alunan indah buah racikkan jemari mungilnya pada tali-tali gitar tua itu mampu meredam suasana terminal yang tengah bising oleh karena deru kendaraan.
Aku terpukau kagum pada tontonan gratis di depan mataku. Decak kagum pun tak kuasa kubendung. “Luar biasa…”. Dua kata ini tanpa sadar terucap dari bibirku mewakili perasaan kagumku pada sosok unik yang telah berhasil menyadariku pada suatu nilai hidup yang harus kumiliki. Syair lagu yang dinyanyikannya menyadariku dan orang-orang di sekitarnya akan pentingnya mensyukuri anugerah terbesar yang diterima dari Sang Pencipta yaitu nafas kehidupan. Selain itu, kepiawainnya memainkan gitar memberi motivasi kepadaku bahwa talenta yang dianugerahkan oleh Tuhan jangan sampai sia-sia oleh kemalasan kita. Bukti nyata cinta Tuhan tersebut hendaknya menjadi sarana pemberian diri dalam melayani sesama terutama mereka yang sangat membutuhkan.
Tiga sosok di atas mewakili kaumnya cukup menjadi bukti bahwa para inspirator juga berasal dari kalangan mereka. Mereka adalah figur sejati yang dapat menjadi suri teladan ketika tokoh-tokoh panutan yang sesungguhnya lenyap di balik hingar bingarnya kemewahan hidup. Mereka mempunyai harta yang tak dimiliki oleh para elit di negeri ini yang telah menjadikan uang di atas segalanya. Suka duka mereka dalam melakoni hidup adalah inspirasi yang turut memberi andil dalam hidup kita. Mari kita belajar dari mereka. Karena sesungguhnya Sang Inspirator Sejati hadir sebagai sosok yang tersamarkan dalam diri mereka.
Comments
0 Comments