(frater, mantan frater, dan calon mantan frater menulis buku)
“Hidup dalam tiga paragraf ternyata menyenangkan. Melalui pentigraf mereka bukan hanya menjawab rangsangan kreativitas dan puitika, namun juga berbagi pengalaman hidup.” Demikian tulis Tengsoe Tjahjono, pendiri Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias (KPKDG) dalam kata pengantar buku ini.
Gagasan itu juga senada dengan misi yang diusung para penulis buku karya bersama ini. Menulis tidak melulu sebagai perkerjaan untuk keabadian sebagaimana kata Pramoedya Ananta Toer. Menulis juga merupakan aktivitas membagi inspirasi yang ditimba dari pengalaman hidup pribadi. Melalui karya sederhana Kitab Pentigraf PEREMPUAN BERMATA KOSONG dan 99 Cerita Lainnya ini, para penulis ingin berbagi hasil permenungan dan refleksi dari berbagai peristiwa hidup yang mereka alami.
99 adalah angka yang unik, hasil kelipatan 3 dari 33. Buku fiksi ini berisi 99 pentigraf (cerpen tiga paragraf) yang ditulis oleh 3 orang, masing-masing menulis 33 pentigraf. Tambah satu lagi pentigraf yang ditulis bersama-sama. 75 kata di paragraf pertama oleh mantan frater, 75 kata di paragraf kedua oleh frater, dan 75 kata di paragraf terakhir oleh calon mantan frater. Ketiga penulis itu adalah sebagai berikut.
Penulis pertama adalah Walter Arryano yang merupakan nama pena dari Frater M. Walterus BHK. Seorang biarawan anggota Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus kelahiran Ende, Flores, 20 April 1984. Penyuka literasi yang saat ini berdomisili di Malang, Jawa Timur ini adalah seorang guru, pengajar bidang studi Bahasa Inggris di sebuah Sekolah Dasar milik kongregasinya di pusat kota Malang. Membangun peradaban kasih melalui budaya literasi adalah spiritualitas hidup yang menjiwai setiap rangkaian kata yang ditulisnya.
Penulis kedua adalah Werenfridus Taseseb, lahir pada 25 April 1988 di Desa Naip, Soe, Timor Tengah Selatan, NTT. Weren pernah bergabung dalam Ordo Saudara Dina Konventual Indonesia (2008-2017). Kini ia bekerja sebagai karyawan swasta di Asrama Putra St. Fransiskus Assisi, Kabanjahe, Medan, Sumatera Utara. Untuk mengembangkan salah satu hobinya, ia aktif menulis. Buku karya perdananya adalah antologi puisi Silent Love (Titisan Batin Anak Indonesia, 2017). Baginya, menulis adalah salah satu cara mensyukuri hidup serta belajar mendekati kesempurnaan.
Sementara penulis ketiga adalah Agustinus Indradi, lahir di Purworejo, Donomulyo, Malang Selatan, 4 April 1966. Pak Agus, demikian ia dipanggil adalah seorang dosen pengampu MK Bahasa Indonesia pada Unika Widya Karya Malang dan menyelesaikan pendiddikan S1, S2, dan S3 di IKIP Malang/Universitas Negeri Malang. Dalam tim menulis bersama ini, ia menyematkan predikat “mantan calon frater” pada dirinya karena ketika kecil dulu pernah terlintas keinginan untuk masuk biara. Dosen yang juga saat ini aktif memberikan pelatihan dan motivasi ini, saat kuliah S1 sempat membuat kumpulan puisi Surat buat Tuhan dan mengadakan Pameran Mandiri Puisi dan Cerpen. Beberapa buku karyanya terbit di Dioma, Tiga Serangkai, Grasindo, MNC, dan Erlangga.
Apapun predikatnya, kata kuncinya adalah "frater" yang berarti saudara. Karya ini bermula dari relasi persaudaraan yang dibangun oleh hobi yang sama, MENULIS. Mereka "bertemu" di dunia maya dalam "rumah bersama" KOMUNITAS PENULIS KATOLIK DEO GRATIAS dan mengambil bagian dalam proyek menulis beberapa buku karya bersama komunitas facebook tersebut. Kemudian mereka berinisiatif membagi inspirasi melalui karya tulis ini. Melalui buku kumpulan pentigraf ini mereka berharap agar para pembaca terinspirasi dan diberkati oleh karya kerasulan berbasis literasi yang mereka persembahkan ini. Salam literasi. DEO GRATIAS.
Oro-oro Dowo 58, Malang
16 Juni 2018 | Walter Arryano
16 Juni 2018 | Walter Arryano
#sangtenang