Malam kian merangkak menuju titik puncaknya. Sudah larut. Suasana sunyi. Sepi
yang mendera. Udara dingin menusuk tulang. Menembus jaket tebal yang kukenakan.
Adalah sebuah minimarket, buka 24 jam. Berada di mulut gang. Pendar
lampunya menerangi lorong gelap yang kulalui. Bergegas aku ke sana, membeli
sebungkus roti tawar, menu sarapan favorit ayahku. Juga beberapa keperluan
pribadiku.
“Mbak, jumlah pembelian mbak lebih dari seratus ribu. Mbak berhak
mendapatkan tas cantik itu hanya dengan menebusnya sepuluh ribu rupiah saja,”
kata pelayan toko sambil menunjuk tas yang dimaksudkan. Pandanganku berpaling,
berpikir sejenak. “Benar juga, memang cantik tas itu,” gumamku dalam hati.
“Hanya sepuluh ribu kok, mbak, murah!” Katanya lagi agak promotif. “Maaf mas, dikasih
gratis juga aku belum tentu terima, soalnya aku tidak sungguh membutuhkannya.”
Malang, Maret 2017
Walter Arryano