Wednesday, 11 January 2017

PANGGILAN JIWA

“Ameeeeell...!” Teriak ibunya memanggil Amel. Yang dipanggil tidak perlu diteriaki dua kali, segera mendekat. “Kamu dimana, ha? Lihat rambut adikmu ini.” Amel hendak bilang salah adiknya sendiri, kenapa tangannya tidak bisa diam, setiap kali belajar, dia mesti begitu, rambut panjangnya diputar-putar pakai sisir begitu. Jadilah sekarang rambutnya tidak bisa diuraikan lagi. Sebelum argumen-argumen itu keluar dari mulut Amel, ibunya sudah menyumpalnya dengan kata-kata tegas dan menyakiti hati, “seharusnya kamu tahu adikmu ada di mana, dia melakukan apa! Karena itulah tugas anak sulung!”
Tenggorokan Amel serasa tercekik. Tak satu pun kata yang mampu terucap dari bibirnya. Hanya air mata yang keluar deras, membasahi serbet di tangannya. Kain itu tadi dipakainya untuk mengelap piring saat ibunya memanggil.
Di meja kerja, aku yang senja itu sedang asyik melahap novel favoritku itu sejenak diam. Penggalan cerita novel itu membawa anganku menyeberangi lautan, melewati pulau-pulau. Pikiranku terbang nun jauh ke sana, ke kampung halamanku. “Sulungku..., iya sulungku,” aku membatin. “Bahkan tak seorang pun di dunia ini yang memintanya apalagi meneriaki seperti ibunya Amel dalam novel itu.  Dia mengambil alih tugas mulia itu semenjak kepergian ibu. Dia merawat, membesarkan, dan menyekolahkan kami, adik-adiknya sampai mengorbankan diri dan masa depannya.” Setitik kristal merekah di pelupuk mataku, diikuti titik-titik yang lain. Tangisanku pecah, mengingat cinta dan pengorbanannya mengantarku memetik janji masa depan yang lebih baik di kota metropolitan ini.
***
Untuk sebuah nama yang kupanggil "kk tani"
sang tenang
Readmore → PANGGILAN JIWA

Sunday, 1 January 2017

Spiritualitas Waktu

Terima kasih tahun 2016 yang telah memberi kita waktu untuk menjalani hidup. Ada sekian banyak kisah yang rasanya kata-kataku tak cukup kurangkai menjadi catatan lengkap tentangnya. Apalah artinya menulis kembali cerita-cerita yang pernah terjadi di 365 hari pada detik ini? Cukuplah dengan merajut huruf-huruf membentuk nada SYUKUR sebagai simpulan yang pantas untuk dialamatkan kepada tahun yang telah berlalu.

Selamat datang mentari pertama 2017. Misteri tentangmu memang membentang luas di depan sana. Apalah artinya 1 Januari bagi 364 hari di depannya yang tanpa pasti? Mereka-reka apa yang akan terjadi bukanlah langkah yang bijak. Biarlah simfoni HARAPAN yang akan menjadi kompas penunjuk arah dan motor penggerak langkah menuju batas titian.

Sangatlah cukup spiritualiatas waktu memberi kita dua hadiah, yaitu SYUKUR untuk hari kemarin dan HARAPAN untuk hari esok. Sungguh elok kedua hadiah itu kita lengkapi dengan menghidupi spiritualiatas waktu kekinian.

Dengan sukacita kita menyempurnakan langkah hidup yang sudah layak dan dengan bijaksana kita menata kembali arah hidup yang belum pantas. Semoga waktu dengan spiritualitasnya tak jemu-jemu mendukung setiap upaya kita untuk mereformasi diri.

Hiduplah selalu dalam semangat juang, penuh optimis, setia dan komitmen. Jadilah pembawa damai bagi dunia. Doa Santa Maria Bunda Allah mengiringi perziarahan hidup kita hingga di hari terakhir tahun 2017.

Malang, 01-01-2017

Readmore → Spiritualitas Waktu