Siapa saya menurut gambaran suatu objek yang saya pilih? Kira-kira seperti
itulah maksud yang saya tangkap dari refleksi menggunakan objek yang dilakukan
dalam salah satu sessi retret ini. Setelah romo pembimbing meminta untuk
memikirkan satu objek, entah benda mati maupun benda hidup, pikiran saya
langsung tertuju pada sehelai daun yang sudah menguning. Saya membawa daun itu
ke dalam ruang pikiran saya dan mencoba mendeskripsikan apa tanda-tanda
kematangan dari objek tersebut yang ada hubungannya dengan kepribadian saya.
Seperti itulah yang saya lakukan sesuai arahan romo pendamping retret.
Objek yang saya pilih yaitu sehelai daun yang sudah menguning tersebut
memberi beberapa gambaran diri saya, sebagai berikut:
(+)Tanda-tanda kematangan dari objek itu cukup jelas
seperti warna daunnya yang sudah menguning. Itulah gambaran diri saya. Cara
saya bertindak, berperilaku dan bertuturkata dalam keseharian hidup saya cukup
jelas menggambarkan bahwa diri saya sudah matang (dewasa).
(+)Daun yang berwarna kuning adalah simbol keceriaan,
sukacita dan kegembiraan. Demikianlah kepribadian saya, selalu ceria, penuh
sukacita dan gembira.
(+)Daun berwarna kuning terlihat cukup jelas kalau berada
di antara daun-daun hijau. Demikian pula saya yang oleh karena keunikan yang
saya miliki, saya hadir menjadi pembeda dalam kehidupan bersama dalam
komunitas.
(-)Daun yang sudah menguning adalah pertanda bahwa daun itu sudah tua, hampir
kering. Ia mudah terlepas dari ranting dan mudah jatuh. Saya menyadari bahwa
diri saya adalah pribadi yang rapuh. Apabila saya berhadapan dengan apa yang
menjadi kelemahan dan kecenderungan saya, seperti sehelai daun tua, saya mudah
jatuh.
Itulah beberapa gambaran diri saya yang tercermin dari sehelai daun yang
sudah menguning. Gambaran-gambaran diri saya tersebut merupakan hasil
permenungan saya sendiri. Berikut ini adalah siapa saya menurut para frater:
(+)Saya adalah orang yang rendah hati dan terbuka
terhadap koreksi dan masukan-masukan dari orang lain.
(+)Saya adalah pribadi yang ceria dan tenang (kalem).
(+)Saya tekun. Melalui sharing yang saya sampaikan secara
lisan atau melalui tulisan, saya bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
(-)Penalaran (rasionalisasi) saya lebih mendominasi daripada hati (perasaan)
saya. Akibatnya kurang seimbang (mengambang).
Gambaran diri saya yang diungkapkan oleh para frater tersebut adalah
pemahaman mereka terhadap kepribadian saya yang mereka lihat dan alami dalam
kesempatan-kesempatan bersama seperti sharing kelompok, pembinaan, retret,
olahraga, atau kegiatan-kegiatan bersama lainnya. Selain itu juga berdasarkan
tafsiran terhadap objek yang saya pilih.
Beberapa hal yang ingin saya ungkapkan berkaitan dengan metode renungan
(refleksi) mengunakan objek ini, antara lain:
* Seluruh ciptaan Tuhan merupakan sarana yang bisa dipakai untuk bercermin
diri.
* Kejujuran dan penerimaan diri yang tulus membuat kita mudah menemukan diri
sendiri.
* Sesama (konfrater) adalah cermin yang paling jernih untuk kita berkaca
diri.
* Ada hal-hal dalam diri kita yang tidak kita ketahui, oleh karena itu dengan
berkaca diri, kita bisa menemukan siapa diri kita yang lain.
* Dari kedelapan gambaran diri yang telah ditemukan, saya berkesimpulan bahwa
saya adalah pribadi yang positif. Saya juga memandang diri saya secara lebih
positif.
Demikianlah beberapa gambaran saya setelah berkaca diri melalui sehelai
daun yang sudah menguning. Saya bersyukur atas momen berahmat ini. Saya
mendapat kesempatan melihat diri melalui pandangan orang lain, menggunakan mata
konfrater maupun benda ciptaan Tuhan.