Aku
memang bukan seorang guru yang hebat. Tarekat mengutusku untuk berkarya di
lembaga pendidikan milik tarekatku ini untuk menjadi seorang guru. Aku masih sedang
belajar menjadi seorang guru yang sesungguhnya. Namun aku mempunyai “sesuatu”
yang membedakan aku dengan guru-guru yang lain. Sesuatu itulah yang membuat aku
menjadi “hebat” di mata dan hati anak-anak didikku sehingga kehadiranku
dirindukan. Aku yakin bahwa semua itu karena aku telah memilih hidup di jalan
ini, sebagai religius frater BHK, seorang frater yang adalah seorang guru,
biarawan pengajar. Aku bahagia menjadi bagian dari persekutuan ini.
Headlines News :
Bersama Walter Arryano - Sang Tenang - Lelaki Pemungut Inspirasi
Sunday, 25 October 2015
Hari Pertama di “Yerusalem”ku
Hari
ini adalah hari pertama aku masuk sekolah lagi setelah 50 hari berada di Rumah
Khalwat Roncalli, Salatiga untuk mengikuti Kursus Persiapan Profesi Kekal.
Telah sekian lama aku tidak mengajar. Ternyata aku ditunggu anak-anak didikku.
Pertama menjumpaiku lagi setelah hampir 2 bulan tidak bersama-sama, membuat
mereka menjadi malu-malu. Ada yang tidak langsung mengenaliku karena badanku
agak kurus dan aku tak berkaca mata. Kaca mataku hilang, belum beli yang baru. Ada
yang langsung mendekatiku dan memberi salam dengan mencium tanganku. Beberapa
yang lain bertanya,”frater, kemana aja, kok lama nggak masuk, kenapa nggak
ngajar kami lagi bahasa Inggris, kenapa frater nggak masuk, tadi kami ada
pelajaran bahasa Inggris” dll. Ah… ternyata aku dirindukan anak-anak didikku.
“Frater juga rindu kalian, frater sudah kembali lagi untuk kalian, kita akan
belajar bersama-sama lagi”, kataku dalam diam yang penuh rasa haru.
Label:
share
0 Comments