Wednesday, 22 July 2015

Spiritualitas Sepak Bola


Pengantar
Sepak bola adalah cabang olahraga yang paling popular di dunia saat ini. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200-an negara. Olahraga yang telah dimulai sejak abad ke 2-3 SM oleh dinasti Han di negeri Cina ini digandrungi oleh hampir semua lapisan masyarakat, kelompok usia, pria maupun wanita. Mereka berpatisipasi dalam dunia sepak bola entah sebagai pemain, pendukung, peminat, penonton secara langsung atau melalui televisi, pendengar radio atau pembaca media cetak.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk memaparkan sejarah ataupun perkembangan sepak bola. Tulisan ini merupakn uraian sederhana dari gagasan-gagasan reflektif tentang nilai-nilai yang bisa dimaknai dalam olahraga sepak bola. Ulasan spiritualitas sepak bola ini akan ditinjau dari tiga aspek yang terkandung di dalamnya sebagaimana spirit kegiatan Refreshing Tahunan para Frater BHK pada Desember 2014, yaitu Olah raga, Olah rasa dan Olah mental beserta hubungannya dengan komunitas hidup membiara.

Olah Raga
Seperti olahraga pada umumnya, sepak bola juga merupakan sebuah aktivitas fisik yang efektif dalam mengolah raga atau tubuh kita menjadi lebih sehat. Raga atau tubuh jasmani kita yang menjadi lelah dan kurang bersemangat oleh karena berbagai pekerjaan terutama yang menguras pikiran perlu diolah kembali melalui sepak bola. Olahraga ini adalah salah satu upaya alternatif untuk membuat tubuh kita menjadi lebih sehat, segar dan bersemangat.
Menurut para spesialis ortopedi, dengan melakukan olahraga sepak bola secara tertatur, tubuh kita akan memiliki kepadatan tulang 1,3 lebih tinggi. Kepadatan tulang yang tinggi meminimalisir terjadinya osteoporosis yang membuat badan kita menjadi bungkuk. Hal ini berarti, olahraga sepak bola yang dilakukan secara teratur dapat mengurangi dampak pembungkukan badan yang disebabkan oleh osteoporosis.
Sepak bola juga dapat meningkatkan kesegaran tubuh, fleksibilitas dan kekuatan otot. Bermain sepak bola meningkatkan kekuatan otot kaki, paha, perut dan dada. Otot yang terus dilatih membuat tubuh menjadi lebih sehat, fleksibel, segar dan berdaya tahan kuat sehingga tidak mudah terserang virus penyakit.
Bagi yang ingin menjaga badannya agar tetap ideal, olahraga sepak bola bisa menjadi salah satu pilihan solusi. Permainan sepak bola merupakan kombinasi gerakan olahraga aerobic. Dua gerakan yang mutlak dilakukan dalam permainan sepak bola adalah lari dan lompat. Kedua gerakan ini cukup efektif dalam membakar lemak tubuh untuk menghindari kegemukan dan membuat badan tetap ideal. Lari dan lompat juga membantu jantung supaya bisa bekerja secara lebih efisien.    

Olah Rasa
Olah rasa merupakan teknik dalam mengolah atau mengontrol dinamika emosi atau perasaan-perasaan. Di dalam permainan sepak bola kita pasti akan mengalami berbagai perasaan. Misalnya, senang karena menang atau sedih dan kecewa karena kalah, bangga karena menciptakan gol atau karena permainan kita dinilai baik, marah karena dikasari pemain lawan atau juga jengkel karena teman dalam tim kita bermain kurang baik, dan sebagainya. Semua perasaan ini normal dan baik untuk dialami lantaran kita adalah manusia yang berpesaraan. Menjadi tidak baik jika perasaan-perasaan itu membawa kita pada dampak negatif. Misalnya, terjadi perkelahian karena benturan yang terjadi dalam permainan. Kita mereaksi benturan bukan dalam tindakan yang sportif tetapi melibatkan aksi kekerasan fisik. Di sisi lain misalnya karena kekesalan atau kekecewaan yang kita rasakan oleh karena permainan teman dalam tim kita kurang baik, kita menjadi sangat marah lalu memperlihatkan reaksi-reaksi negatif. Reaksi-reaksi negatif yang diperlihatkan entah secara verbal mau non-verbal dapat mempengaruhi mental orang lain. Ia akan merasa tertekan, takut, malu dan kurang bersemangat.
Oleh karena itu, dibutuhkan kedewasaan dan kematangan emosional dalam menyikapi setiap gesekan atau benturan serta masalah-masalah yang terjadi di lapangan dalam permainan sepak bola. Menurut Hurlock (1990), individu yang dikatakan matang secara emosional yaitu:
a)   Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial. Individu yang emosinya matang mampu mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan dengan cara yang dapat diterima secara sosial.
b)  Pemahaman diri. Individu yang matang, belajar memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkannya untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat.
c)    Menggunakan kemampuan kritis mental. Individu yang matang berusaha menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya, kemudian memutuskan bagaimana cara bereaksi terhadap situasi tersebut.
Senada dengan pendapat di atas Covey (2005), mengemukakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan berani, diimbangi dengan pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan individu lain.
Berdasarkan gagasan-gagasan di atas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi seseorang ditentukan oleh pemahaman diri yang baik dan kemampuan mengontrolnya serta kapabilitas dalam mengkritisi situasi dan mengekspresikannya secara bijak agar dapat diterima orang lain dalam kehidupan bersama. Kita dapat mengolah dan melatih diri melalui olah rasa dalam permainan sepak bola.

Olah Mental
Seperti yang telah diuraikan di atas, olahraga sepak bola membawa pengaruh baik dalam meningkatkan kesehatan tubuh (fisik) maupun emosional seseorang. Aktivitas fisik yang dilakukan dalam sepak bola juga memberi dampak positif dalam menyembuhkan masalah kesehatan mental dan stres. Setiap aktivitas fisik memproduksi endorfin yaitu molekul yang berfungsi sebagai obat penenang dan mengurangi rasa sakit karena ketegangan atau stres.     Secara lengkap dampak positif dari olahraga secara umum berdasarkan temuan Daniel M. Landers, professor ilmu kesehatan fisik dan olahraga dari universitas Arizona dapat diuraikan seperti berikut:
a)    Olahraga dapat mengurangi stres
Berolahraga dapat membantu kita mengurangi kegelisahan hati dan bahkan dapat melawan kemarahan. Ketika jantung kita bekerja pada saat berolahraga, maka otomatis konsentrasi pikiran tidak akan terfokus pada masalah. Selain dapat mengalihkan pikiran, aerobik yang rutin juga dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular (berkaitan dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah), sehingga nantinya kita dapat bersikap tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah. Aktifitas yang terbukti efektif dalam melawan ketegangan otak adalah aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, renang, lari dan lompat.
b)    Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otak
Kegiatan fisik yang dilakukan secara rutin dan teratur bisa meningkatkan daya reaksi, konsentrasi, kreativitas dan kesehatan mental kita. Hal ini terjadi karena tubuh memompa lebih banyak darah sehingga kadar oksigen dalam peredaran darah juga meningkat sehingga mempercepat pemasukan darah ke otak. Para ahli berpendapat, bahwa otak yang cukup mendapat asupan darah berdampak pada meningkatnya reaksi fisik dan mental seseorang.
c)    Olahraga dapat melawan penuaan
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan seperti berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan daya kerja otak bagi para lanjut usia. Semakin lama dan seringnya kegiatan berjalan kaki ini dilakukan maka ketajaman pikiran dan daya ingat juga akan semakin membaik.
d)    Olahraga dapat meningkat perasaan bahagia
Jalan menuju kebahagian secara alami dapat diraih dengan menggerakkan tubuh secara rutin. Olahraga terbukti manjur dalam meningkatkan hormon penumbuh rasa bahagia dalam otak kita, seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorphin, yang merupakan pembunuh nomor satu penyakit hati. Olahraga juga dapat mengurangi rasa bosan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur.
e)    Olahraga dapat meningkatkan kepercayaan diri
Dewasa ini rasa percaya diri dapat dicapai tidak hanya dengan mengandalkan keindahan fisik saja. Sebuah studi kasus di AS membuktikan bahwa para remaja yang aktif berolahraga memiliki kadar kepercayaan diri yang sama kuat dengan teman-teman mereka yang memiliki tubuh dan penampilan indah. Kemantapan diri ini terletak pada hasil yang mereka dapatkan, yakni citra tubuh yang sehat dan kekuatan fisik yang prima.
Tubuh yang sehat membawa hidup dalam ketenangan. Ada keharmonisan dan damai yang mengalir dari dalam diri. Olahraga yang teratur akan memberikan kesehatan tubuh yang baik dan juga ketenangan pikiran (mental) serta pencapaian kemampuan intelek yang lebih tinggi. Sepak bola adalah satu olahraga yang membawa kita pada kesehatan tubuh, emosi dan mental.

Spiritualitas Sepak Bola dan Hidup Membiara
Dalam hidup membiara, spiritualitas sepak bola berperan sebagai faktor lain yang turut mendukung para pelaku hidup bakti dalam menjalani hidupnya. Berbagai hal yang telah dikemukakan di atas jika diperhatikan dan dijalani dengan sungguh-sungguh dapat memberi andil untuk menjaga kesehatan mereka baik secara jasmani, hidup rasa (emosi) maupun mental. Hal ini menjadi penting karena jika tubuh secara utuh (mencakup raga, rasa dan mental) dalam keadaan sehat, karya pelayanan yang diembani dapat dijalani dengan baik, tanggung jawab, semangat dan penuh sukacita.
Selain itu, ada hal-hal lain yang menjadi bagian dari spiritualitas sepak bola yang juga berkontribusi bagi kehidupan membiara di antaranya sebagai berikut:
a)    Latihan kepemimpinan dan kerja sama
Sepak bola adalah permainan tim. Melalui permainan sepak bola, kita melatih diri berkerja dalam tim (teamwork). Di dalam sebuah tim yang ideal pasti ada seorang pemimpin dan anggota yang dipimpin. Seorang pemimpin dalam dunia sepak bola disebut kapten tim, bertugas sebagai pemimpin kelompok, mengatur, mengkoordinir dan membagi tugas anggota tim, menjadi panutan dalam hal tanggung jawab dan disiplin. Adanya kerja sama yang baik dan jujur, keterbukaan dan saling mendengarkan antara pemimpin dan anggota untuk menciptakan sebuah tim solid dan berwibawa. Model spiritualitas di lapangan sepak bola ini bisa dibawa ke dalam kehidupan bersama dalam komunitas religius.
b)    Menumbuhkan semangat persaudaraan
Dalam komunitas hidup membiara ada berbagai momen yang memungkinkan tiap anggota terlibat bersama, misalnya yang paling esensial seperti doa, makan dan rekreasi. Ada juga karya perutusan yang dijalani bersama. Sepak bola juga adalah salah satu aktivitas dalam komunitas religius yang dilakukan bersama saudara yang lain. Olahraga ini mampu menumbuhkan semangat persaudaraan karena dalam bermain setiap anggota bisa saling melayani, saling mendukung, saling mengingatkan; ada kerendahan hati untuk mengakui kesalahan yang dilakukan; ada tawa canda, senda gura, kegembiraan dan sukacita yang mengalir secara alami. Semua hal itu dapat menguatkan ikatan tali persaudaraan sebagai satu keluarga religius.
c)    Sarana sublimasi
Dalam psikologi, sublimasi ialah suatu proses kejiwaan berupa penggunaan aktivitas pengganti untuk memuaskan motif-motif yang tidak tersalurkan dengan cara yang dapat diterima secara sosial. Atau secara sederhana dapat dikatakan sublimasi merupakan upaya menyalurkan energi negatif melalui aktivitas yang positif dan bermanfaat.
Para pelaku hidup bakti oleh karena kesibukannya menjalani tugas perutusan maupun keseharian dalam hidup berkomunitas dapat pula mengalangi kepenatan, bosan, jenuh, lesu dan stres. Semua energi negatif tersebut dapat disalurkan (dibuang) di lapangan melalui permainan sepak bola sehingga tubuh menjadi lebih semangat, segar, sehat dan terhindar dari tumpukan energi-energi negatif yang tidak baik untuk kesehatan mental.
d)    Latihan bersosialisasi
Tak dapat dipungkiri bahwa kehidupan membiara berpotensi membangun hidup bersama dengan orang lain (umat/masyarakat). Permainan sepak bola yang adalah permainan tim membantu meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Artinya, dalam olahraga ini tersedia kesempatan untuk belajar berinteraksi dengan orang lain, mengenal dan dikenal orang lain, memiliki banyak teman, berkomunikasi dengan mereka dan berkolaborasi sebagai sebuah tim. Hal-hal tersebut sangat berguna bagi para pelaku hidup bakti sebagai modal untuk membangun relasi dengan orang-orang di luar biara khususnya orang-orang yang mereka layani maupun yang berkarya bersama mereka.
Itulah nilai-nilai yang bisa dipetik dan dimaknai dalam permainan sepak bola. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa spiritualitas sepak bola turut memberi sumbangsih bagi kehidupan membiara sejauh para pelaku hidup bakti itu mau dan mampu memaknainya.

Penutup
Olahraga sepak bola sangat bermanfaat bagi kesehatan jasmani maupun rohani manusia. Tiga aspek yaitu raga, rasa dan mental sebagai satu kesatuan yang utuh dalam diri seorang individu dapat diolah melalui olahraga yang sangat popular ini. Kecerdasan mengolah ketiga aspek tersebut penting dimiliki agar spiritualitas sepak bola bermanfaat bagi kesehatan jiwa raga manusia. 
Bagi komunitas religius, olahraga sepak bola juga memberi andil sebagai sarana membangun hidup bersama dan persaudaraan yang lebih kuat, sehat dan penuh sukacita. Bagaimana cara mengolahnya, kembali kepada masing-masing pribadi yang bersangkutan. Perlu juga diberi penekanan bahwa semua hal positif yang diperoleh dari olahraga sepak bola bisa berubah menjadi masalah jika dilakukan tanpa dilandasi sikap tanggung jawab dan tahu batas. Oleh karena itu, dibutuhkan kedewasaan dan kerendahan hati; tahu batas waktu, sadar akan kekuatan fisik yang dimiliki; perlu istirahat jika sudah lelah sehingga selalu ada spirit baru untuk aktivitas-aktivitas dan tugas-tugas lain di komunitas setelah olahraga sepak bola.
Readmore → Spiritualitas Sepak Bola

Sunday, 12 July 2015

Penjubahan

10 tahun lalu, tepatnya pada 12 Juli 2005. Hari itu adalah hari bersejarah dalam perjalanan hidup panggilan saya sebagai seorang Frater Bunda Hati Kudus. Pada hari itu saya memulai masa novisiat, tahap kedua masa pembinaan untuk menjadi seorang biarawan. Sebelumnya saya telah melewati tahap pembinaan awal selama setahun di Postulat yang bertempat di Maumere-Flores.
Masa novisiat berlangsung selama dua tahun yang diawali dengan serangkaian seremoni di antaranya, penjubahan (mengenakan busana biara), penyerahan konstitusi (sebuah buku yang berisi pedoman dan tata cara hidup sebagai seorang frater) serta pemberian nama biara, dari Arianus Adam Raja Oja (nama asli) menjadi Frater Maria Walterus, BHK (nama biara). Upacara tersebut dilaksanakan di Novisiat Frater BHK-Malang dalam sebuah Perayaan Ekaristi kudus bersama para frater dan umat yang diundang.
Jubah atau busana biara yang dikenakan berwarna putih dengan sabuk putih sebagai ikat pinggang atau disebut juga single. Jubah putih selain menjadi tanda kekhasan atau identitas kongregasi juga bermakna sebagai simbol penyerahan diri untuk hidup suci dan kudus bagi Allah. Sedangkan dengan mengenakan ikat pinggang (single) setiap frater diharapkan untuk menghidupi spiritualitas kehambaan seperti yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus dalam upacara pembasuhan kaki para murid-Nya pada malam Perjamuan Terakhir. Teladan pelayanan Yesus ini adalah semangat yang hendak dihayati oleh setiap frater yang terpanggil menjadi pengikut-Nya.
Adapun nama Walterus yang saya pilih sebagai nama biara saya adalah sebuah nama yang saya ambil dari nama seorang frater Belanda, yaitu Frater Maria Walterus (P. F. J. van Hoesel). Frater ini telah meninggal pada 31 Maret 2004. Alasan saya memilih namanya dilatarbelakangi sebuah harapan agar kelak saya bisa setia sampai mati sebagai seorang frater seperti dia. Saya juga ingin meneladani cara hidupnya sebagai seorang guru yang sederhana, yang sebagian besar hidupnya dipersembahkan untuk mendapingi kaum muda.
Di hari bersejarah itu akan menjadi sangat istimewa apabila dihadiri oleh orang-orang terdekat terutama orang tua. Tentu berdasarkan pertimbangan jarak dan biaya perjalanan (transportasi). Saya secara pribadi tidak terlalu kecewa dengan ketiadaan orang tua atau pun handai taulan yang turut hadir dalam upacara itu. Namun saya merasakan bahwa ada sesuatu yang kurang dalam momen istimewa di hari bahagia itu. Maksud hati ingin berbagi kebahagiaan bersama keluarga terutama orang tua, khususnya ibuku, namun apa daya ia telah tiada. Melalui doa dalam kesyahduan kukirimkan rasa bahagiaku bagi dia yang di atas sana sembari memohon doa dan restunya bagi langkah hidup panggilanku selanjutnya. Dan kepada Tuhan kupanjatkan syukurku atas rahmat panggilan suci ini.

Malang, 12 Juli 2015
Readmore → Penjubahan