Saturday, 25 June 2016

Sehelai Daun yang sudah Menguning

(gambaran diri melalui suatu objek)
Siapa saya menurut gambaran suatu objek yang saya pilih? Kira-kira seperti itulah maksud yang saya tangkap dari refleksi menggunakan objek yang dilakukan dalam salah satu sessi retret ini. Setelah romo pembimbing meminta untuk memikirkan satu objek, entah benda mati maupun benda hidup, pikiran saya langsung tertuju pada sehelai daun yang sudah menguning. Saya membawa daun itu ke dalam ruang pikiran saya dan mencoba mendeskripsikan apa tanda-tanda kematangan dari objek tersebut yang ada hubungannya dengan kepribadian saya. Seperti itulah yang saya lakukan sesuai arahan romo pendamping retret.
Objek yang saya pilih yaitu sehelai daun yang sudah menguning tersebut memberi beberapa gambaran diri saya, sebagai berikut:
(+)Tanda-tanda kematangan dari objek itu cukup jelas seperti warna daunnya yang sudah menguning. Itulah gambaran diri saya. Cara saya bertindak, berperilaku dan bertuturkata dalam keseharian hidup saya cukup jelas menggambarkan bahwa diri saya sudah matang (dewasa).
(+)Daun yang berwarna kuning adalah simbol keceriaan, sukacita dan kegembiraan. Demikianlah kepribadian saya, selalu ceria, penuh sukacita dan gembira.
(+)Daun berwarna kuning terlihat cukup jelas kalau berada di antara daun-daun hijau. Demikian pula saya yang oleh karena keunikan yang saya miliki, saya hadir menjadi pembeda dalam kehidupan bersama dalam komunitas.
(-)Daun yang sudah menguning adalah pertanda bahwa daun itu sudah tua, hampir kering. Ia mudah terlepas dari ranting dan mudah jatuh. Saya menyadari bahwa diri saya adalah pribadi yang rapuh. Apabila saya berhadapan dengan apa yang menjadi kelemahan dan kecenderungan saya, seperti sehelai daun tua, saya mudah jatuh.
Itulah beberapa gambaran diri saya yang tercermin dari sehelai daun yang sudah menguning. Gambaran-gambaran diri saya tersebut merupakan hasil permenungan saya sendiri. Berikut ini adalah siapa saya menurut para frater:
(+)Saya adalah orang yang rendah hati dan terbuka terhadap koreksi dan masukan-masukan dari orang lain.
(+)Saya adalah pribadi yang ceria dan tenang (kalem).
(+)Saya tekun. Melalui sharing yang saya sampaikan secara lisan atau melalui tulisan, saya bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
(-)Penalaran (rasionalisasi) saya lebih mendominasi daripada hati (perasaan) saya. Akibatnya kurang seimbang (mengambang).
Gambaran diri saya yang diungkapkan oleh para frater tersebut adalah pemahaman mereka terhadap kepribadian saya yang mereka lihat dan alami dalam kesempatan-kesempatan bersama seperti sharing kelompok, pembinaan, retret, olahraga, atau kegiatan-kegiatan bersama lainnya. Selain itu juga berdasarkan tafsiran terhadap objek yang saya pilih.
Beberapa hal yang ingin saya ungkapkan berkaitan dengan metode renungan (refleksi) mengunakan objek ini, antara lain:
*      Seluruh ciptaan Tuhan merupakan sarana yang bisa dipakai untuk bercermin diri.
*      Kejujuran dan penerimaan diri yang tulus membuat kita mudah menemukan diri sendiri.
*      Sesama (konfrater) adalah cermin yang paling jernih untuk kita berkaca diri.
*     Ada hal-hal dalam diri kita yang tidak kita ketahui, oleh karena itu dengan berkaca diri, kita bisa menemukan siapa diri kita yang lain.
*     Dari kedelapan gambaran diri yang telah ditemukan, saya berkesimpulan bahwa saya adalah pribadi yang positif. Saya juga memandang diri saya secara lebih positif.
Demikianlah beberapa gambaran saya setelah berkaca diri melalui sehelai daun yang sudah menguning. Saya bersyukur atas momen berahmat ini. Saya mendapat kesempatan melihat diri melalui pandangan orang lain, menggunakan mata konfrater maupun benda ciptaan Tuhan.
Readmore → Sehelai Daun yang sudah Menguning

Wednesday, 8 June 2016

Sambutan Perayaan Kaul Kekal

Salam:
1.       Yang kami hormati Romo: Siriakus Maria Ndolu O.Carm yang mempersembahkan kurban misa pada hari ini beserta para romo konselebran dan para romo yang hadir.
2.   Yang kami hormati pemimpin umum kongregrasi frater Bunda Hati Kudus: frater M. Venansius BHK
3.       Yang kami hormati provinsial Dewan Propinsi Indonesia kongregasi frater Bunda Hati Kudus: frater M. Dominikus BHK
4.       Yang kami hormati para frater pemimpin komunitas atau yang mewakili bersama para anggota yang hadir.
5.       Yang kami kasihi kedua orang tua bersama seluruh anggota keluarga kami yang hadir.
6.       Bapak ibu, saudara saudari, para biarawan dan biarawati, sahabat kenalan dan seluruh undangan yang kami kasihi pula.

Sebuah aturan tak tertulis yang selama ini berlaku dan mentradisi dalam kongregasi frater Bunda Hati Kudus, bahwa frater yang tertua akan mendapat kepercayaan untuk mewakili teman-teman angkatannya untuk memberikan sambutan dalam momen-momen seperti ini. Oleh karena itu, saya berdiri di sini mewakili kedua saudara saya ini untuk menyampaikan sambutan berkaitan dengan salah satu peristiwa iman dalam perjalanan hidup panggilan kami yang terjadi pada hari ini. Saya akan menyampaikan ungkapan perasaan, refleksi pengalaman dan juga apresiasi kami berkenaan dengan perayaan kaul kekal kami pada hari ini.

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya,” (Luk 1:46-48), demikianlah kata Bunda Maria yang terungkap dalam magnificatnya. Meneladani sang Bunda, pada tempat pertama ini, kami ingin memuliakan Tuhan dengan menghaturkan syukur yang berlimpah karena Ia telah memperhatikan kami, hamba-hambanya. Tuhan telah memanggil kami untuk menjadi bagian dari kongregasi yang kami cintai ini. Hati kami sungguh bergembira oleh karena anugerah panggilan suci ini. Pada akhir Juni 2004, ada 17 orang pemuda yang memutuskan untuk menggabungkan diri dan mulai menapaki perziarhan hidupnya dalam kongregasi frater Bunda Hati Kudus. Pada hari ini, tinggal kami bertiga yang diperkenankan maju ke altar Tuhan untuk menyatakan janji setia seumur hidup di jalan panggilan-Nya. Keempat belas teman kami telah kembali ke masyarakat untuk menjalani hidup mereka sesuai panggilannya masing-masing. Sementara kami bertiga yang masih setia sampai saat ini bukanlah yang paling hebat. Kami bukan juga yang terbaik. Kami masih berada di sini semata-mata karena Tuhanlah yang memelihara panggilan kami. Tuhanlah yang tetap setia mencintai kami. Kami masih bertahan dalam perziarahan panggilan hidup kami sejauh ini semata-mata karena kami dikasihi Tuhan.

Refleksi ini kami ungkapkan melalui pilihan ayat-ayat suci yang menjadi motto perayaan kaul kekal kami pada hari ini:
“Sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah”, (Luk 1:30).
Kami percaya bahwa panggilan hidup membiara yang sedang kami jalani ini adalah anugerah istimewa yang kami peroleh dari kemurahan kasih Tuhan. Tuhan begitu mengasihi kami sehingga Ia memilih kami untuk menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam menghadirkan wajah Allah yang berbelaskasih kepada sesama melalui cara hidup dan karya pelayanan yang kami lakukan, terlepas dari keadaan diri kami yang rapuh, penuh dosa. Siapa pun diri kami dengan segala kekuatan dan kelemahan kami, dengan kelebihan dan kekurangan kami, Tuhan telah memilih kami mengikuti-Nya, karena kami beroleh kasih karunia di hadapan-Nya.

“Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38).
Tak dapat dipungkiri bahwa dalam perjalanan hidup panggilan kami selama ini, ada begitu banyak tantangan yang berusaha mengalihkan kami. Selain masalah-masalah yang timbul dari dalam diri kami masing-masing, juga dari tawaran dunia yang begitu menggiurkan. Kadang kami jatuh tak berdaya, kami kalah dalam pergulatan-pergulatan itu. Tetapi selalu ada kekuatan yang mendorong kami untuk bangkit kembali, meneruskan perjalanan ini. Hal ini terjadi lantaran peran teladan Bunda Maria yang menjadi model bagi kami dalam mengikuti Puteranya. Kerendahan hati dan penyerahan dirinya yang total kepada kehendak Allah menjadi kekuatan bagi kami untuk selalu bangun kembali dari setiap pengalaman jatuh yang kami alami.

“Aku menyertaimu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat 28:20).
Keberanian kami untuk tetap bertahan di jalan panggilan ini terdorong oleh amanat Tuhan yang senantiasa menyertai kami selamanya. Kami percaya akan janji-Nya, akan Roh Kudus-Nya yang senantiasa membimbing, memberi kekuatan dan penghiburan bagi kami hingga di akhir masa hidup kami.
Oleh karena itu, pantaslah kemuliaan dan pujian syukur ini kami hunjukkan kepada Tuhan yang telah memanggil kami dan senantiasa memelihara panggilan hidup kami dengan tetap setia mencintai kami selamanya.

Para hadirin yang terkasih,
“Kehidupan seumpama sebuah kalimat yang maknanya tak tertangkap sampai kata terakhir diberi titik”. Seorang filsuf pernah mengatakan demikian. Berangkat dari gagasan ini, kami sadar bahwa perjalanan hidup panggilan kami yang dimulai dari postulat, novisiat dan kurang lebih 9 tahun sebagai frater yunior, ada banyak pihak yang telah turut terlibat, membantu kami dalam menghadapi realita kehidupan yang bernama memilih dan memutuskan. Mereka menuntun kami untuk memilih dan memutuskan yang terbaik bagi hidup kami. Sebagaimana sebuah kalimat yang menemukan maknanya setelah diberi tanda titik, pada hari ini perjalanan hidup kami mencoba menemukan maknanya dengan berani menyerahkan diri seumur hidup sebagai abdi-abdi Allah.

Kami juga sadar bahwa perjalanan hidup kami sampai pada momen ini bukan perkara mudah. Bagaimana kami berusaha memenangkan setiap “pertandingan” melawan diri sendiri yang terkungkung di dalam keegoisan dan pergulatan-pergulatan kami, kelemahan dan kekurangan kami dan berbagai “luka” yang kami bawa dari pengalaman masa lalu kami masing-masing. Hari ini kami berani menyatakan ya seraya membawa diri dan keberadaan kami ke hadapan Tuhan untuk mengucapkan janji setia, mengikuti-Nya seumur hidup kami sebagai seorang religius, dalam kongregasi frater Bunda Hati Kudus. Sesungguhnya itu bukan karena kekuatan kami sendiri. Berbagai pihak, di antaranya: kedua orang tua kami, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, yang telah melahirkan kami, memelihara dan membesarkan kami dengan landasan iman kristiani yang kokoh dan pada hari ini menyerahkan kami secara ikhlas sebagai persembahan hidup untuk kemuliaan Tuhan dalam kongregasi frater Bunda Hati Kudus; para formator dan pendamping yang setia membimbing dan menemani kami sejak kami memutuskan bergabung dalam persekutuan ini; para pelayan iman dan sakramen, para pimpinan komunitas di mana pernah kami tinggal selama ini, para saudara sepanggilan yang pernah hidup dan berkarya bersama kami, dan semua pihak yang membantu, peran serta mereka sangat berarti bagi hidup panggilan kami. Mereka membimbing, meneguhkan, mendukung dan mendoakan kami. Keterlibatan mereka merupakan sumbangan yang turut memberi andil bagi kesetiaan kami di jalan panggilan ini. Tentu kami senantiasa bekerja sama dengan karya rahmat Tuhan yang memperkarsai anugerah panggilan suci ini juga doa-doa Bunda Maria yang menjadi pelindung kongregasi dan diri kami masing-masing.

Kepada semua pihak yang telah diutarakan, dengan rendah hati kami menyampaikan hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih berlimpah atas doa-doa, bimbingan dan dukungan serta cinta dan perhatian yang telah diberikan kepada kami. Kami juga memohon maaf atas keterbatasan kami sebagai manusia yang mungkin telah menyakiti dan melukai siapa pun yang pernah mengalaminya. Akhirnya kami tetap berharap dukungan dan doa-doa dari para frater, sanak keluarga, dan sahabat kenalan serta saudara saudari sekalian. Semoga kesetiaan yang kami ikrarkan pada hari ini tetap abadi selamanya. Amin.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam perayaan ini: kepada Romo Siriakus Maria Ndolu O.Carm yang telah mendampingi kami selama tiga hari di Kampoeng Rohani Karmel, Nilo dalam kesempatan retret persiapan kaul kekal, hingga hari ini memimpin perayaan Ekaristi bersama para imam konselebran. Terima kasih kepada seluruh pelayan liturgi, kepada orang tua dan sanak keluarga kami, panitia penyelenggara perayaan ini serta sahabat kenalan kami dan umat beriman sekalian yang turut hadir dan mendoakan kami. Semoga Allah yang penuh kasih melimpahkan berkat kepada kita semua. Amin.

Demikianlah sambutan dari saya mewakili kedua saudara saya. Kurang lebihnya saya mohon maaf dan terima kasih atas perhatiannya. Sekian.

Maumere, 28 Mei 2016
Hari Raya Bunda Hati Kudus

fr. Walter

(sambutan ini disampaikan pada perayaan kaul kekal kami, fr. Walter, fr. Gilbert dan fr. Efrem).
Readmore → Sambutan Perayaan Kaul Kekal